Selasa, 22 Juni 2010
Tekanan Amerika Serikat untuk Revaluasi Yuan
Pemerintah AS terus meminta agar Yuan dapat mengikuti perkembangan pasar, ini artinya seperti halnya dengan dolar, yen, euro atau rupiah yang mengikuti nilai pasar atau dengan istilah lain mengikuti devisa bebas. Tetapi tampaknya pemerintah China tidak akan tunduk pada tekanan tersebut. Mengapa China menolak?
smbr:iNanvoices
Kilas Balik Dampak Revaluasi Yuan 2005
(Jawapos, 26 Juli 2005) Setelah sekian lama mematok nilai yuan pada 8,3 per USD, the People’s Bank of China (Bank Sentral China), pada Kamis (21/7), merevaluasi (meningkatkan) nilai mata uang yuan sebesar 2,1 persen sehingga menjadi 8,11 per USD.
Pada saat yang sama, nilai yuan ditoleransi untuk bergerak 0,3 persen naik atau turun terhadap USD dan 1,5 persen terhadap
sekeranjang mata uang internasional lain. Sebelumnya, kurs mata uang China itu dipasak (pegged) tetap terhadap USD. Itu berarti, terdapat perubahan manajemen kurs dari kurs tetap (fixed exchange rate) ke setengah tetap (semi fixed exchange rate).
Ada dua alasan revaluasi tersebut. Pertama, adanya tekanan politik dari Amerika Serikat (AS). Sebagaimana diketahui, pemerintah AS telah lama menuding China membiarkan mata uangnya dinilai terlalu rendah (undervalued) melalui sistem kurs tetap.
Rendahnya kurs menyebabkan lebih kompetitifnya produk ekspor China daripada produk domestik AS secara tidak adil dan menggelembungnya nilai defisit perdagangan AS, yang hingga saat ini telah mencapai hampir delapan persen dari tingkat produk domestik bruto (PDB).
Alasan kedua, yang lebih utama, revaluasi mata uang yuan dilakukan

Nilai surplus itu, berikut investasi asing yang masuk, menyebabkan meningkatnya cadangan devisa negara tersebut ke angka USD 711 miliar, kedua terbesar di dunia setelah Jepang.
Derasnya modal masuk (capital inflow) melalui surplus di atas menyebabkan perekonomian China tumbuh sangat dramatis sebesar 9,5 persen pada triwulan kedua 2005. Satu angka yang sangat tinggi, bahkan untuk ukuran negara tersebut.
Tidak mengherankan bila harga-harga pun melonjak drastis. Di sektor properti terdapat peningkatan hampir 10 persen harga rumah dan 12 persen harga tanah pada 35 kota besar di China.
Dengan perekonomian yang seakan berlari sprint, otoritas di negara tirai bambu itu mulai gelisah dan berupaya melambatkan lari perekonomian tersebut. Upaya melalui peningkatan suku bunga tidak berjalan efektif, terhambat oleh masih tersentralisasinya struktur keuangan dan pasar obligasi yang belum begitu sempurna di negara itu. Jadi, tidak mengherankan bila revaluasi menjadi satu alternatif untuk menghambat lari kencang perekonomian.
Akibat bagi Indonesia
Yang menjadi pertanyaan, apa akibat revaluasi tersebut bagi perekonomian Indonesia?
Secara umum, pada jangka pendek, revaluasi nilai yuan akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Komoditas ekspor Indonesia akan menjadi lebih murah di China sehingga berpotensi untuk meningkatkan nilai surplus perdagangan bilateral, yang tahun lalu sudah mencapai USD 8,5 miliar.
Begitu juga secara multilateral, produk ekspor Indonesia akan bertambah kompetitif untuk bersaing dengan produk-produk China di pasar internasional.
Para pelaku pasar, tampaknya, mengantisipasi akan adanya peningkatan surplus jangka pendek di atas. Hal itu terlihat dengan menguatnya rupiah pada perdagangan Jumat (22/7) dari Rp 9.810 menjadi Rp 9.795 per USD. Begitu juga, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta meningkat sebesar 14,73 poin atau 1,27 persen.
Perkembangan tersebut tentu menggembirakan. Penguatan nilai rupiah terhadap USD diharapkan akan menahan laju inflasi dalam negeri yang sudah berada di ambang cukup mengkhawatirkan, sebesar 4,28 persen hingga Juni.
Namun, pada jangka menengah dan panjang, tidak ada jaminan bahwa rupiah akan terus menguat terhadap USD. Sebab, perbaikan tingkat daya saing perdagangan yang menyebabkan rupiah menguat, baik secara bilateral maupun multilateral, hanya bersifat sementara.
Dalam jangka menengah dan panjang, peningkatan daya saing akan lebih bergantung pada efisiensi infrastruktur perdagangan, kualitas dan mutu komoditas, kuatnya jaringan (network) ekspor, serta keunggulan teknologi domestik.
Dalam hal ini, China berani mengambil langkah revaluasi karena telah terdapat jaringan perdagangan yang kuat, serta peningkatan dramatis teknologi domestik negeri tersebut, yang oleh Bank Dunia diperkirakan berkontribusi 40 persen dari nilai pertumbuhan ekonomi domestik setiap tahun.
Dengan kedua faktor tersebut, revaluasi, tampaknya, tidak akan berdampak serius terhadap daya saing ekonomi China dalam jangka menengah dan panjang.
Karena itu, optimisme berlebihan akan bertambahnya daya saing perdagangan Indonesia, baik secara bilateral terhadap China maupun multilateral, sebagai fondasi penguatan nilai rupiah terhadap USD, dalam jangka menengah dan panjang adalah bukan pada tempatnya.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, pemerintah perlu bekerja ekstrakeras untuk meningkatkan efisiensi infrastruktur perdagangan serta pengembangan jaringan perdagangan dan teknologi industri domestik. Jadi, bukan sekadar mengharapkan durian runtuh dari perubahan konstalasi ekonomi makro internasional.
Terlebih, dewasa ini masih terdapat problem akut defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang diakibatkan pembengkakan subsidi BBM. Diperkirakan, nilai subsidi BBM dalam APBN 2005 akan terus membengkak di atas Rp 125 triliun, seiring belum turunnya harga minyak internasional dari kisaran USD 60 per barrel.
Potensi pembengkakan defisit APBN tersebut menyebabkan terdorongnya ekspektasi tingkat inflasi ke atas (ricardian equivalent theorem). Pada gilirannya, hal itu juga akan menyebabkan melemahnya rupiah terhadap USD. Problem struktural APBN itu, selama belum dicarikan jalan keluar yang memadai, akan mempersulit upaya stabilisasi nilai rupiah pada jangka menengah dan panjang.
Karena itu, BI, tampaknya, masih akan menerapkan kebijakan ketat peningkatan suku bunga untuk menopang nilai rupiah. Apalagi, saat ini masih terdapat tren peningkatan suku bunga internasional.
sumber:mimjob
Minggu, 20 Juni 2010
TRADING MODEL, STRATEGI DAN TIMING/TAKTIK
Ada 4 macam Trading Model, yaitu :
1. Aggressive (Hit & Run), anda lebih suka mengambil profit secepat mungkin dan sering. Pokoknya setiap ada peluang untuk reversal anda ingin memanfaatkannya.
2. Trending (Follow Market), anda menunggu pasar sampai ada trend, baru masuk pasar. Kemudian di Hold, sampai system anda mengisyaratkan anda harus mengambil profit atau loss anda.
3. Reversal (Fight Market), anda menunggu harga samapi anda merasa bahwa harga akan berbalik dan menunjukan gejala-gejala kelemahan dari trend yang ada atau sinyal-sinyal pembalikan yang kuat, Kemudian “menungganginya/riding” sampai terbukti bahwa trendnya ada.
4. Open, gabungan 2 & 3. Anda menunggu pasar trend baru mau masuk pasar, tapi juga mau memanfaatkan sinyal-sinyal reversal meskipun belum menunjukan trend, menungganginya sampai terbukti bahwa trendnya ada.
2. STRATEGI
Ada banyak Strategi/Teknik Trading dalam transaksi di Indeks. Disini disebutkan beberapa diantaranya :
a. Hit and Run ,
Trend up Buy (5 unit) likwidasi sambil buy (5 unit), Trend Down Sell (5 unit) likwidasi sambil Sell (5 unit)

Beberapa indikator yg dipakai sebagai acuan mengambil harga diantaranya feeling (spekulasi), Chandelstick ( doji star, hammer, spining top), Stochastic, RSI, MACD, Volume dll
waktu transaksi cukup singkat untuk capai target point, selalu menggunakan Stop Loss (cut loss) jika arah pasar berlawanan dengan posisi awal.
Contoh :
b. Averaging Up,
Anda ada posisi Buy dan pasar bergerak berlawanan dgn posisi yg ada yaitu turun kemudian anda menambahkan posisi buy lagi dengan harapan untuk mendapatkan posisi buy dgn harga yg lebih murah (rendah) agar supaya apabila harga naik kembali anda akan break even / profit pada harga yg lebih rendah
Averaging Down,Kebalikan dari averaging UP

Strategi averaging ini juga bisa menggunakan pyramid
c. Pyramiding,
Taktik transaksi dengan menggunakan Pyramid biasa di lakukan pada saat ada momentum baik secara teknikal maupun fundamental dengan posisi yg di tahan (Hold) sampai targetnya tercapai. Bila pasar bergerak searah dengan keinginan anda, anda bisa menambah posisi anda. Ada 2 aturan yang sebaiknya diikuti dalam penambahan posisi yaitu :
- Jangan menambah posisi bila posisi yang ada belum menunjukan profit yg cukup
- Jumlah unit yg ditambahkan tidak boleh lebih besar dari posisi awal (base) dan harus bertambah kecil sehingga tidak menyakiti anda jika harga berbalik.
Versi lain dari pyramiding yaitu membuka posisi dgn jumlah yg lebih kecil dan bertahap sampai anda menganggap sebagai base, kemudian jumlah yg ditambahkan tidak boleh lebih dari jumlah ini.

a. Switching Up
Anda ada posisi Beli dan pasar bergerak berlawanan dgn posisi yg ada yaitu turun kemudian anda menambahkan posisi buy lagi dengan harapan untuk mendapatkan posisi buy dgn harga yg lebih murah (rendah) agar supaya apabila harga naik kembali anda akan break even / profit pada harga yg lebih rendah
Averaging Down,Kebalikan dari averaging UP
3. TIMING / TAKTIK
Di dalam futures market , “timing” adalah suatu hal yang sangt penting. Anda open posisi pada situasi yang potensial tapi pada waktu yg tidak tepat dapat sama dengan masuk pada situasi yang jelek dari awal. Ide anda sudah benar tapi timing anda salah, sehingga anda harus menghadapi “heavy losses” sebelum situasi yang anda inginkan berjalan.
Timing di bagi dua bagian yaitu
a. Timing to Entry / reentry
b. Timing to exit
- On profit
- On Losses
a. Timing to Entry / reentry, ada banyak kondisi yg penting dalam menentukan timing untuk entry
- Dalam Metode Subyektif :
1. Breakout Trendline
2. After Approach Trendline
3. Percent Retracement
4. Gap (Window)
5. Trendline
- Dalam Metode Mechanical
1. Untuk menentukan trend : ADX, R2, VHF atau CMO
2. Untuk kondisi ada trend :
- Moving Average CrossOver /sudut 450 (9 dgn 18, 50 dgn 100)
- Chanel Breakout ( Masuk pasar bila harga lebih tinggi / rendah dari 10 hari yang lalu)
- Price ROC, CCI, DI+ dlsb
3. Untuk kondisi tidak ada trend :
- Stocastic, RSI, StochRSI, CMO dlsb
b. Timing to Exit
- On Profit :
1. Target Profit
2. Trailing Stop
3. BreakEven
- On Losses :
1. Berdasarkan waktu / lama posisi tertahan di pasar (Inactivity) à Pengalaman !!!
- Stagnasi : 2 - 4 Hari
- Trend : 3 - 7 Hari
2. Maximum Loss
Analisa Teknikal
Faktanya juga tidak ada perbedaan antara harga turun karena penawaran yang berlimpah atau karena tindakan sepihak dari industri keuangan yang menekan harga uang. Tidak ada pula perbedaan karena kondisi politik, pertimbangan ekonomi, atau likuidasi posisi beli investor untuk kebutuhan dana tunai.
Analisis technical mengamati pembentukan grafik harga dengan berbagai varian yang mungkin terjadi dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya. Sekalipun analis technical mempertimbangkan data-data statistik lainnya, namun perangkat utama analisis adalah pada grafik harga yang dianggap dapat memenuhi prediksi harga terkini dan kecenderungannya.
Tujuan pokok mengamati grafik adalah :
• Secepat mungkin menemukan kecenderungan harga
• Memperkirakan kemungkinan waktu dan jarak kecenderungan itu
• Memilih saat yang paling menguntungkan untuk masuk dan keluar pasar
Bagi analis technical, berlaku semboyan “harga tanpa pergerakan cenderung bertahan (diam tanpa gerakan), sedangkan harga yang bergejolak cenderung akan tetap bergejolak”. Mereka berburu kesempatan isyarat perubahan harga dari keadaan diam menjadi bergejolak atau saat kecenderungan harga berbalik arah atau gejolak harga berakhir tanpa gerakan.
Pelaku yang selalu siaga akan mengamati setiap pergerakan harga agar berpeluang meraih keuntungan sewaktu harga naik atau turun. Jika membuka posisi beli, ia bersiap-siap mecari saat yang tepat untuk mengubahnya menjadi posisi jual. Perubahan itu bisa terjadi dalam hitungan menit hingga jam, tapi bisa juga memakan waktu lebih lama, misalnya berminggu-minggu hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Namun, kewaspadaan harus tetap terpelihara karena perubahan arah kecenderungan harga pasti akan terjadi jika saatnya tiba.
Dalam perkembangan investasi modern, nampaknya keputusan investasi lebih banyak mengandalkan analisis technical dari pada analisis fundamental, terutama untuk keputusan investasi jangka pendek seperti forex. Menurut Meyers (1994:3) ini terjadi karena pergerakan harga sekuritas bukan lagi secara random, melainkan secara berulang dan membentuk pola tertentu yang dapat diidentifikasi.
Definisi, meyers yang banyak menggunakan aplikasi komputer dalam melakukan analisis technical dan banyak di kutip oleh majalah bisnis terkemuka, seperti Wall Street Journal, Financial Time, Fortune dan lain sebagainya mendefinisikan analisis technical sebagai studi tentang sekuritas secara individual dan pasar sebagai keseluruhan berdasar supply dan demand. Yang menjadi data utama dalam analisis technical adalah harga dan volume perdagangan historis. Atas dasar data ini dicoba di plot dalam suatu chart, yang bisa dilihat trennya.
Prinsip, sebelum menggunakannya dalam praktik, ada baiknya memahami prinsip-prinsip yang mendasari analisis technical ini. Diantara pakar memang, tidak ada saling kesepakatan mengenai jumlah prinsip yang harus dipenuhi. Namun, paling tidak ada tiga prinsip yang bisa digunakan sebagai patokan dalam memahami analisis technical, yaitu:
1. Refleksi semua kejadian, segala sesuatu yang terjadi yang bisa mempengaruhi—baik yang rasional maupun irasional—sudah di refleksikan dalam harga yang terbentuk. Jadi, mengapa suatu index saham menguat atau melemah atau berada pada angka tertentu adalah suatu fakta yang tidak bisa diperdebatkan. Yang menjadi patokan para analis technical adalah “nilai” sesungguhnya suatu index saham adalah ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang tercermin pada index saham.
Para analis tidak mempedulikan apa yang jadi pada penyebab perubahan permintaan dan penawaran—misalnya akibat inflasi—melainkan hanya peduli apa yang terjadi pada harga. Jika permintaan meningkat dan penawaran menurun atau tetap, maka harga akan naik, dan akan terjadi kebalikannya jika kondisinya berbalik.
2. Tren, harga bergerak dalam suatu tren, dan tren ini tidak mungkin di manipulasi. Jika tren memang bergerak kearah naik, tidaklah mungkin membuatnya turun, kecuali dalam suatu titik tertentu akah terjadi puncak untuk kemudian berbalik arah (reversal). Untuk mempermudah pemahaman mengenai prinsip kedua ini, gerakan harga bisa dianalogikan dengan gerakan mobil. Jika kita mengemudikan mobil, maka kita akan memulainya dengan kecepatan minimal.
Setelah memasuki arah yang dituju maka kecepatan mobil akan maksimal. Kemudian, untuk berbalik arah tentu tidaklah mungkin langsung membalik. Karena itu kita akan memperlambat laju mobil, kemudian secara perlahan berbalik arah. Index sahampun juga demikian. Awalnya Akan bergerak ke satu arah (naik atau turun), kemudian membuat sebuah tren. Tren ini akan terus berusaha menuju arah yang dituju (dalam analogi mobil kita, ditunjukkan dengan makin cepatnya mobil bergerak), sampai harga bergerak melambat dan memberi sinyal bahwa harga akan berbalik, sebelum akhirnya harga bergerak menuju arah sebaliknya. Di sini akan dimulai tren baru, dan rangkaian peristiwa perjalanan tren akan berulang kembali.
3. Selalu berulang, aksi pasar (market action) selalu berulang. Artinya, para analis technical percaya bahwa setiap investor akan mengulangi tindakan yang sama jika kondisi pasar yang terjadi juga sama. Keadaan ini biasanya dipetakan dalam suatu diagram yang populer dengan sebutan chart (sehingga para analis teknikal sering juga disebut sebagai chartist). Chart itu akan membentuk suatu pola yang selalu berulang. Pola inilah yang dimanfaatkan para chartist untuk memprediksi gerakan harga dimasa mendatang. Banyak sekali bentuk pola ini, misalnya head and shoulder, flag, sideway dan masih banyak lagi.
Prosedur, Analisis technical dilakukan dengan menggunakan grafik yang menjelaskan pergerakan harga dan value data pada masa yang lampau untuk meramalkan pergerakan harga pada masa yang akan datang. Grafik yang digunakan secara umum adalah grafik garis (line chart), batang (bart chart) dan candlestick chart (lihat gambar 7.9, 7.10, 7.11.). Periode atau waktu yang pas bagi analisis teknikal adalah jangka pendek sampai panjang. Namun demikian, seperti telah disebutkan dalam definisi analisis technical, analisis technical lebih tepat digunakan untuk investasi jangka pendek. Namun demikian, bukan berarti analisis technical tidak bisa digunakan untuk menganalisis investasi jangka panjang. Pendek kata analisis technical bisa digunakan untuk menganalisis investasi jangka pendek, seperti hitungan jam atau menit, jangka menengah (harian), dan jangka panjang (mingguan dan bulanan).
Metode, setelah kita mengetahui prosedur analisis teknikal, se¬karang bagaimana caranya melakukan analisis? Ada banyak metode yang digunakan para chartist dalam melakukan analisis teknikal. Ba¬hkan, kalau Anda mau, bisa membuat sendiri metode khusus untuk investasi Anda sendiri.Prinsipnya adalah menemu¬kan pola pergerakan dari mata uang yang kita transaksikan. Mes¬kipun analisis teknikal bisa dilakukan secara manual, akan sangat membantu jika kita bisa menggunakan software yang banyak dijual di pasar. Ada, banyak software yang bisa dipakai, dan yang paling populer adalah metastock. Di dalam software metastock ini terdapat banyak sekali metode yang dibuat standar. Kita bisa menggunakan salah satu di antaranya, atau melakukan modifikasi. Berikut disaji¬kan contoh metode yang sudah standar.
1. Trendline, Metode ini memetakan pola pergerakan mata uang dengan me¬lihat tren dari pergerakan tersebut. Dalam metode trendline ini, ada tiga pola pergerakan, yaitu up trend. downt trend dan sideway.
Up trend (bullish market) ,Pola ini ditandai keadaan di mana tren kurs mata uang sedang bergerak naik. Jika pola ini yang sedang berlangsung, kita dapat melakukan open position dengan beli (buy), dan kemudian menutup posisi dengan jual (sell). Keuntungan kita adalah selisih antara harga pada saat kita menutup posisi beli (saat menjual) dengan harga pada saat kita melakukan open position beli.
Down trend (Bearish Market) , Pola ini membentuk tren mata uang sedang bergerak turun. Jika pola ini yang sedang terjadi, kita dapat membuka posisi dengan jual lebih dulu (short selling), dan kemudian menutup posisi tersebut dengan beli (buy). Keuntungan kita adalah selisih antara harga pada saat kita menutup posisi jual (dengan membeli) dengan harga pada saat kita membuka transaksi dengan posisi jual.
Sideway. , Pola ini menunjukkan keadaan dimana tren mata uang bergerak turun dan naik antara support dan resistant dalam satu pe¬riode tertentu. lni disebabkan adanya market yang libur terutama market Amerika. Bila pola ini sedang berlangsung, posisi yang tepat untuk diambil adalah wait and see.
a. Support, Metode ini mendasarkan pada suatu batas bawah, yaitu se¬kelompok harga-harga terendah yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Sekelompok harga ini kemudian membentuk suatu kekuatan harga yang disebut support level yang sulit untuk dila¬lui oleh pergerakan harga masa berikutnya. Jika support level ini tertembus, maka harga akan cenderung menurun lebih dalam. Metode support level ini mempunyai tingkatan-tingkatan mulai support 1, support 2, support 3 dan seterusnya. Jika salah satu tingkatan tertembus, investor bisa menggunakan tingkatan berikutnya sebagai dasar untuk memantau pola pergerakan harga. Pada kondisi ini, posisi yang dianjurkan adalah open sell. Sebaliknya jika harga tidak mampu menembus support tingkatan berikut, besar kemungkinan terjadi reversal, harga menguat. Pada kondisi ini, posisi yang dianjur¬kan adalah open buy.
b. Resistant, Pola ini adalah kebalikan dari support, yaitu sekelompok harga-¬harga tertinggi yang terjadi beberapa waktu yang lalu dan mem¬bentuk suatu kekuatan harga yang disebut resistant level. Resistant level ini sulit untuk dilalui oleh pergerakan harga masa berikut¬nya. Seperti halnya support, resistant juga rnempunyai tingkatan--tingkatan, dan kaidah yang berlaku juga sama, yaitu bila salah satu tingkatan tertembus, ada kemungkinan kecenderungan harga menaik terus berlangsung, mendekati tingkatan berikut¬nya. Bila pola ini yang terjadi, posisi yang dianjurkan adalah open buy. Sebaliknya, jika resistant level berikutnya tidak tertembus, ada kemungkinan terjadi rever¬sal, harga berbalik arah, menurun. Jika pola ini yang terjadi, po¬sisi yang dianjurkan adalah open sell
2. .Moving Average, Trend harga rata-rata penutupan pada interval waktu tertentu.
3. Relative strength index (RSI),Metode ini memberikan informasi seberapa besar tekanan jual atau tekanan beli terhadap posisi transaksi suatu mata uang. Indikator RSI ini adalah antara 0% sampai 100%. Apabila RSI mendekati angka 20% atau sama dengan, atau lebih kecil, kondisi ini disebut oversold (terjadi tekanan jual) Posisi yang dianjurkan adalah open buy. Sebaliknya, apabila RSI mendekati 80 %, atau sama dengan, atau lebih kecil, kondisi ini disebut overbought (terjadi tekanan beli). Posisi yang direkomendasikan adalah open sell.
Analisa Fundamental
Analisis, dalam melakukan transaksi mata uang tidak terlepas dari kepiawaian kita untuk menganalisis pergerakan matauang tersebut. Analisis ini penting dilakukan untuk menentukan arah pergerakan dari mata uang tersebut.
Prinsip, analisa fundamental membutuhkan kelihaian seni tersendiri untuk memperhitungkan penting tidaknya suatu informasi menjadi faktor yang akan berpengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar suatu mata uang. Berikut adalah prinsip-prinsip analisis fundamental:
1. Reaksi berantai. Semakin besar dampak berantai suatu informasi, semakin besar pengaruhnya terhadap nilai index saham.
2. Jarak informasi. Semakin dekat informasi dengan suatu index saham, semakin besar pengaruh informasi tersebut. Misalnya, informasi yang berasal dari dalam negeri Indonesia akan lebih besar pengaruhnya terhadap nilai IHSG dibanding informasi dari luar negeri.
3. Sumber berita. Semakin resmi sumber berita, semakin kuat pengaruhnya terhadap nilai index saham.
4. Jenis berita. Berita ekonomi lebih kuat pengaruhnya terhadap index saham suatu negara dibanding berita lainnya, seperti politik, sosial atau budaya.
Prosedur, Segala informasi kadang-kadang juga hingga hal-hal yang tidak rasional harus dikumpulkan, guna dijadikan alat untuk memprediksi pergerakan index saham. Pada intinya, informasi tersebut akan mempengaruhi supply dan demand atas index saham suatu negara.
Metode, metode melakukan analisis fundamental adalah dengan terus-menerus meng-update informasi yang ada. Mengenai media informasi tersebut tergantung, ketersediaan yang ada di tempat kita. Namun untuk trading index saham, informasi ini akan selalu tersedia di menu news.
INFORMASI UNTUK ANALISIS FUNDAMENTAL
Setelah mengetahui, apa yang dimaksud dengan analisis fundamental, fungsi dan prosedurnya, kita bisa mengetahui bahwa bahan mentah untuk bisa melakukan analisis fundamental adalah informasi. Tetapi bukan sembarang informasi yang bisa dijadikan input bagi pembuatan analisis fundamental, melainkan informasi yang sudah diseleksi.
Dengan kata lain, meskipun semua informasi memiliki peranan penting sebagai bahan untuk melakukan analisis fundamental, namun tidak harus menggunakan seluruh informasi tersebut. Analis yang bijaksana, biasanya hanya memilih informasi yang dianggap relevan dengan situasi ketika dia harus membuat analisis fundamental.
Jika demikian halnya, maka kita akan beruntung juga kalau mengikuti saran analis bijaksana tersebut, yaitu tidak memakai seluruh informasi untuk membuat analisis fundamental. Lalu informasi apa saja yang dianggap relevan tersebut ? Berikut disajikan daftar dan penjelasan informasi-informasi yang populer digunakan sebagai bahan pembuatan analisis fundamental. Adapun informasi yang patut diperhatikan dan dianalisis antara lain:
1).Trade Balance/Visible trade (Neraca Perdagangan)
Merupakan selisih antara ekspor dan impor barang. Biasanya, trade balance tidak menghitung ekspor dan impor barang-barang tidak berujud atau jasa (invisible). Apabila nilai ekspor lebih be¬sar dari pada nilai impor, maka trade balance dikatakan surplus. Kondisi ini akan menyebabkan nilai tukar mata uang negara yang surplus tersebut menguat. Jika ada informasi ini, maka po¬sisi yang direkomendasi adalah open buy. Sebaliknya, bila defisit, open sell. Sebelum berita ini dirilis, diprediksi bisa mengambil profit sebesar 40 point.
2).lndustrial Production
Metode ini mengukur output dari industri-industri suatu negara. Indikatornya adalah peningkatan jumlah produksi dibanding periode sebelumnya, yang dinyatakan dalam persentase. Infor¬masi yang di dapat adalah, jika terjadi kenaikan produksi maka menunjukkan adanya gairah ekonomi, sehingga penganguran menurun. Menurunnya tingkat pengangguran ini akan me¬ningkatkan inflasi. Peningkatan inflasi akan melemahkan mata uang. Jika kita mendapat informasi seperti ini, maka posisi yang harus diambil adalah open sell. Sebaliknya, jika mendapati informasi penurunan produksi ambil posisi open buy. Sebelum berita ini dirilis, diprediksi bisa mengambil profit sebesar 40 point.
3). Producer Price Index (PPI Input)
Indeks ini mengukur perubahan harga atas bahan-bahan mentah yang digunakan dalam proses industri manufaktur. Indeks yang menurun menunjukkan adanya penurunan harga bahan-bahan mentah. Pada gilirannya ini akan menurunkan ongkos produksi. Informasi yang kita dapat dari penurunan ongkos produksi ini adalah menurunnya inflasi. Sedang analisis dari penurunan inflasi ini akan menurunkan nilai tukar mata uang. Dengan demikian, jika mendapati informasi tentang penurunan PPI input ini, posisi yang direkomendasikan adalah open sell, Jika sebaliknya, open buy. Sebelum berita ini dirilis, diprediksi bisa mengambil profit sebesar 40 point.
4). Producer Price Index (PPIOutput)
Indeks ini mengukur perubahan harga pada tingkat barang-barang setengah jadi dan barangjadi yang dihasilkan oleh imanufaktur. Kita lebih mengenal indeks ini sebagai inflasi. Indikator dan informasi yang diperoleh sama dengan PPI. Dengan demikian rekomendasi yang dihasilkan juga sama, yaitu open buy jika mendapati informasi tentang penurunan indeks PPi output. Sebelum berita ini dirilis, diprediksi bisa mengambil profit sebesar 40 point.
5). Retail Sales
Data ini memberikan informasi jumlah penjualan keseluruhan pengecer kepada konsumen. Jika terjadi peningkatan pada volume penjualan eceran ini menunjukkan adanya peningkatan demand. Peningkatan permintaan itu nantinya akan meningkatkan harga, yang kita mengerti sebagai peningkatan inflasi. Jika inflasi terjadi, maka nilai mata uang akan melemah. Hasil anali¬sis dari informasi ini adalah jika terjadi peningkatan penjualan eceran, maka posisi yang dirokemendasikan adalah open sell. Sebaliknya, jika terjadi penurunan volume penjualan eceran, open buy. Sebelum berita ini dirilis, diprediksi bisa mengambil profit sebesar 50 point.
6). Unemployment Rate (Tingkat Pengangguran)
Data mengenai tingkat pengangguran ini berhubungan dengan inflasi. Secara teori, jika tingkat pengangguran tinggi mencer¬minkan rendahnya inflasi. Teori ini juga diterjemahkan dalam praktik. Itulah sebabnya pengumuman mengenai tingkat pen¬gangguran di AS selalu ditunggu. Sebab, jika tingkat penganggur¬an tinggi, biasanya The Fed (Bank Sentral AS) akan menurun¬kan suku bunga, agar investor bersedia melakukan investasi pada sektor riil. Selanjutnya, jika suku bunga diturunkan, maka ini akan meningkatkan inflasi. Yang terakhir ini bermuara pada melemahnya mata uang. Jadi, jika kita mendapati informasi tingkat pengangguran yang meningkat, maka posisi yang harus diambil adalah open buy. Sebaliknya, jika tingkat pengangguran menurun, open sell. Sebelum berita ini dirilis, diprediksi bisa mengambil profit sebesar 80 point.
7). Nonfarm Payrolls
Data ini merupakan perubahan upah di sektor non-pertani¬an, atau jelasnya sektor industri. Kenaikan upah di sektor ini menunjukkan indikator akan terjadi peningkatan permintaan. Selanjutnya, peningkatan permintaan ini akan meningkatkan inflasi. Seperti biasanya, inflasi akan memperlemah nilai tukar mata uang.Sebelum berita ini dirilis, diprediksi bisa mengambil profit sebesar 100 point.
Sebenarnya masih banyak lagi faktor fundamental yang harus dianalisis ( lihat tabel ), terutama non-economy, seperti keadaan politik suatu negara, kebijakan-kebijakan pemerintah (baik dalam negeri maupun luar negeri), keadaan geografis (ben¬cana alam). Bahkan serangan teroris pun harus menjadi bagian informasi yang harus dianalisis.