Beberapa Kasus dan Komplain dalam perdagangan Investasi Berjangka (futures Trading)Yang Diambil dari beberapa tulisan di Internet.
Tulisan" tsb dimuat dlm beberapa situs antara lain :
1. forum.detik.com › Ekonomi › Investasi
- http://forum.detik.com/showthread.php?t=57213
- http://203.190.241.95/showthread.php?p=8942705
- http://203.190.241.95/showthread.php?t=57213&page=38
- http://203.190.241.95/showthread.php?t=53945
2. Kaskus
- http://archive.kaskus.us/thread/2784162/20
- http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2822288
3. http://yakinku.wordpress.com/2008/07/26/pt-solid-gold-berjangka/
4. http://www.pelita.or.id/baca.php?id=1536
5. http://wwwndkdo.blogspot.com/2010/04/jangan-tertipu-pt-solid-gold-berjangka.html
6. http://peniretno.blogspot.com/2008/07/ptsolid-gold-berjangka.html
7. http://www.bappebti.go.id/?pg=pelaku...ialang_dicabut
8. http://misobo.blogspot.com/2008/07/hati-hati-berinvestasi-di-pt-solidgold_7750.html
dan masih banyak lagi...
Saya sudah baca semua tulisan-tuylisan yang ada di internet tentang komplain dan kasus- kasus solid gold. Pada dasarnya tulisan atau komentar tsb berasal dari 3 pihak.
1. Perusahaan Pialang lain sebagai kompetitor
2. Broker dari perusahaan lain, bisa jadi dari asuransi, bank, kartu kredit ataupun perusahaan yg memperjualbelikan produk investasi yang sama. Persaingan di lapangan untuk tarik menarik investor dengan saling menjatuhkan lawan competitor.
3. Benar-benar dari Investor yang mengalami kerugian.
Yang penting untuk di bahas disini adalah point yang ketiga, yakni “investor yang benar mengalami kerugian”. Kerugian tersebut disebabkan oleh faktor internal dan eksternal
1. Faktor Internal, kerugian tersebut disebabkan oleh dua faktor penting yaitu :
• Faktor Sumber Daya Marketing (SDM), marketing yang menawarkan produk investasi di awal tidak menjelaskan secara rinci tentang konsep, metode, analisys dan strategi transaksi yang nantinya digunakan saat transaksi serta kemungkinan risiko yang akan dihadapi oleh investor. Yang di presentasikan lebih ke keuntungannya saja yang menggiurkan, sehingga calon investor bisa tertarik untuk berinvestasi dengan cepat. Personal Marketing Approach berhasil namun sering disalah gunakan hanya untuk mendapatkan client. @list, jika terjadi risiko di pasar, marketing/broker tidak mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut bahkan cenderung cuek, menghindar (lari dari masalah) saat terjadi complain. Hal ini tidak hanya berlaku untuk investasi di indeks saja, tapi juga berlaku untuk semua jenis invesatsi lainnya, seperti komplain asuransi, kartu kredit, investasi di bank, dll.
• Faktor Market, faktor ini lebih ke kondisi real transaksi di pasar, jika Beli dan pasarnya turun akan menderita kerugian, dan jika pasarnya naik, akan mengalami keuntungan.
Pengetahuan marketing/broker tentang analisys teknikal dan Fundamental disini sangat penting dalam membaca peluang (momentum), menghitung dan mengukur besarnya peluang profit dan risiko yg akan dihadapi sehingga advice yg diberikan kepada investor dapat memberikan keuntungan dalam nilai investasinya.
2. Faktor Eksternal, faktor ini lebih ke pihak investor. Beberapa kasus yg sering di jumpai dari sisi investor.
- Investor yang melakukan transaksi sendiri dan menderita kerugian. Tidak menggunakan advice dari perusahaan pialang, perusahaan pialang disini fungsinya hanya sebagai perusahaan pehubung untuk nasabah yg bertransaksi ke bursa berjangka, nasabah mengerti dan siap dengan risiko kerugian.
- Pada saat awal-awal transaksi mengalami keuntungan yang besar, namun keadaan berbalik saat nasabah over confidance dan keluar dari konsep trading, tidak menghiraukan advice dari brokernya, dan parahnya lagi terkena psikologis pasar (tidak bisa melihat moment yang benar dalam mengambil posisi, bisa karena marah, emosi, ketakutan yg berlebihan, ragu-ragu dan problem lain )
- Mengharapkan keuntungan yang berlebihan tanpa melihat jumlah yang diinvestasikan. Contoh, jika investasinya seratus juta, dari pengalaman saya maksimal dalam sebulan untungnya bisa sampai 100%, itupun kalau ada momentum besar di pasar, seperti suku bunga The Fed, laporan kuartal, hari-hari besar di Cina. Tapi kalau tidak ada momentum tersebut, keuntungan rata-rata sekitar 10-30%.
- Melakukan transaksi yg ekstrim atau spekulasi abisttt tanpa melihat ketahan dana. (jangan fight market jika Backup_danya_nya pas-pasan)
- Transaksi diluar dari karakter atau tipe nasabah.
Menurut saya jika suatu kerjasama bisnis dilakukan dengan terbuka, transparan, sabar dalam memanfaatkan setiap pelauang, pasti akan di berkati keuntungannya.
Sabtu, 17 April 2010
Minggu, 11 April 2010
Transaksi komoditas di BBJ anjlok Jumlah perusahaan anggota bursa susut
JAKARTA: Pada saat Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) akan mengganti sistem perdagangan bermodal Rp10 miliar agar volume transaksi meningkat, realisasi perdagangan pada Maret justru anjlok 68,65% dibandingkan dengan posisi Februari.
Total volume transaksi kontrak berjangka komoditas (multilateral), berdasarkan rekapitulasi transaksi BBJ pada Maret, hanya mencapai 158 lot yakni terdiri dari kontrak indeks emas (KIE) 8 lot dan kontrak berjangka emas 150 lot, sedangkan kontrak gulir emas dolar AS (KGE USD) sudah tidak ada yang bertransaksi.
Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan realisasi perdagangan pada Februari yang mencapai 504 lot yakni KIE sebanyak 298 lot , emas 133 lot, dan KGE USD 73 lot.
Jika dibandingkan dengan volume transaksi pada bulan pertama tahun ini sebesar 1.128 lot, transaksi multilateral di BBJ pada Maret anjlok 86%. Minat minim investor di kontrak gulir emas dolar AS sudah lebih dulu dialami kontrak berjangka olein.
Meski demikian, total volume transaksi di BBJ hanya turun tipis sekitar minus 2% menjadi 418.736 lot dibandingkan dengan posisi pada Februari sebesar 427.231 lot. Apabila dibandingkan dengan volume Januari, posisi Maret naik 31% dari 319.342 lot.
Keinginan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) agar bursa berjangka di Indonesia lebih banyak memperdagangkan kontrak komoditas dibandingkan dengan transaksi lain seperti valas agaknya masih jauh panggang dari api.
Kondisi itu terlihat dari volume transaksi multilateral di BBJ pada bulan ketiga tahun ini yang hanya 0,03% dari total transaksi. Transaksi di luar bursa (over the counter/OTC), terdiri dari sistem perdagangan alternatif (SPA) yakni kontrak valas dan indeks saham asing, dan penyaluran amanat luar negeri (PALN).
Transaksi valuta asing naik 7% menjadi 141.047 lot dari 131.845 lot, bahkan jika dibandingkan dengan posisi Januari, naik 31% dari 107.600 lot. Transaksi indeks saham asing turun 6% menjadi 275.960, sedangkan jika dibandingkan dengan posisi Januari menanjak 31,8%.
Sistem baru
BBJ berencana menerapkan sistem perdagangan baru yang dapat diakses secara online menggunakan Trayport dan 3i Infotech dengan anggaran dana Rp10 miliar yang akan diaplikasikan mulai 8 Oktober.
Sistem tersebut akan menggantikan sistem yang digunakan saat ini, JAFETS (Jakarta Futures Elektronik Trading System) yang masih bertransaksi secara remote trading.
Direktur Utama BBJ Hasan Zein Mahmud mengatakan dengan adanya sistem baru ini pihaknya menargetkan dapat meningkatkan volume transaksi kontrak berjangka komoditas di BBJ.
Ketentuan yang diterbitkan Bappebti mengenai kewajiban 5% transaksi kontrak komoditas dari total transaksi di setiap pialang berjangka meningkatkan keyakinan orang nomor satu di bursa berjangka komoditas pertama di Indonesia itu.
"Kalau berdasarkan volume transaksi di BBJ sepanjang 2008-2009, dikalikan 5%, berarti rata-rata volume transaksi kontrak komoditas nantinya akan mencapai 17.000 lot per bulan," kata Hasan belum lama ini di Jakarta.
Rata-rata transaksi harian kontrak multilateral di BBJ sejak 2001 tidak pernah mencapai 1.000 lot, paling tinggi sebesar 252 lot yang terjadi pada 2002, sedangkan pada 2009 hanya 80 lot per hari dan pada 2010 hingga Maret hanya 29 lot.
Rata-rata transaksi harian OTC paling tinggi terjadi pada 2008 sebanyak 21.569 lot dan pada 2010 sampai Maret sebesar 18.469 lot.
Jumlah anggota bursa yang bertransaksi kontrak multilateral di BBJ periode Maret berkurang menjadi sembilan perusahaan, baik perusahaan pedagang maupun pialang berjangka. Pada Februari, perusahaan anggota bursa yang bertransaksi multilateral masih tercatat sebanyak 13 perusahaan dan pada Januari 14 perusahaan.
Anggota bursa yang tercatat di BBJ setiap tahunnya juga semakin berkurang. Pada 2007 masih tercatat 134 perusahaan dan 2008 menjadi 131. Tahun lalu, anggota BBJ tinggal 116 dan pada 2010 hingga Maret berkurang lagi menjadi 114 perusahaan.
Penurunan jumlah perusahaan dan anggota bursa itu sebagian besar disebabkan ketidakmampuannya mengikuti ketentuan yang dikeluarkan otoritas pengawas bursa berjangka atau melanggar aturan perundangan yang berlaku di industri tersebut.
Persaingan di antara perusahaan anggota bursa tidak terlalu terlihat, pemegang top lima besar untuk volume transaksi setiap bulannya tidak jauh berbeda baik untuk perusahaan pedagang maupun perusahaan pialang berjangka di BBJ.
Sumber BisInd
Langganan:
Postingan
(
Atom
)