
Paris,Kawasan Uni Eropa (UE) mulai terseok-seok menghadapi krisis kredit,
memaksa dua pilar utamanya, Jerman dan Prancis, mengadakan pertemuan. Tampaknya UE butuh juru selamat.
Beratnya masalah UE terletak pada beberapa negara yang ngos-ngosan menghadapi krisis utang selama beberapa waktu terakhir. Misalnya Yunani dan Portugal, yang
kesulitan mengimplementasikan mandat Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mengurangi belanja negara serta menaikkan pajak. Persyarakat tersebut harus dijalankan, jika ingin mendapatkan bantuan finansial.
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan
Kanselir Jerman Angela Merkel pun mengadakan pertemuan, sebagai ujung tombak kekuatan Eropa dalam menghadapi krisis kredit. Untuk sesaat, pasar modal Eropa menguat karena menantikan hasil pertemuan Sarkozy dan Merkel ini. Keduanya akan memberikan pernyataan pers bersama, segera setelah pertemuan usai.
Menurut mantan spekulator mata uang yang kini menjadi filantropis miliuner, George Soros, satu solusi untuk mengurangi beban kawa
san pengguna euro adalah mengeluarkan Yunani dan Portugal dari keanggotaan UE. Keluarnya kedua negara ini bisa membantu mata uang euro, ujar Soros.
Ia yakin, jika Yunani dan Portugal keluar dari zona euro, negara lain yang juga menggunakannya serta seluruh kawasan UE takkan terganggu. Soros merasa, negara yang berbagi mata yang sama harus bisa menanggung utang bersama dengan syarat yang sama. Yunani dan Portugal, serta Irlandia, sudah disetujui mendapatkan bantuan dari UE-IMF, dengan syarat tersebut di atas.
Ia mengusulkan obligasi bermata uang euro, agar negara-negara yang lebih miskin bisa memperoleh uang dengan cara yang tidak terlalu membebani. Kekuatan Prancis dan Jerman tentunya bisa digunakan sebagai jaminan,lanjutnya. Namun demikian, Jerman dikabarkan menentang adanya obligasi semacam ini.

Presiden Asosiasi Ekspor BGA Anton Boerner berpendapat, ada sebuah
alternatif lain untuk menyelamatkan kawasan ini. Pasar menyerang Italia, kemudian Prancis. Kehilangan rating kredit AAA dan terjadi penurunan yang menulari pasar global. Apa yang kita peroleh? Hanya membayar krisis demi krisis saja,paparnya.
Kepala Social Democrat Inggris Sigmar Gabriel juga mendukung ide ini. Menurutnya, zona euro bisa menggalang dana hingga 50-60% melalui obligasi bersama itu, jika mereka menyetujui syarat-sayarat yang sama. Mereka harus mau melakukan beberapa pengorbanan dan menyepakati anggaran yang mereka susun sendiri ujarnya.
Sementara Menteri Perekonomian Italia Giulio Tremonti sempat membuat pengumuman setelah menerapkan sejumlah kebijakan pengetatan, sebagai syarat bantuan dari Bank Sentral Eropa (ECB). Ia setuju, obligasi euro akan menghentikan perekonomian yang terlilit utang serta menghindari potensi kolapsnya kawasan UE.
Pejabat ekonomi Eropa banyak yang menyarankan agar Sarkozy dan Merkel mengadakan pertemuan secara rutin dengan pemimpin Eropa lainnya, salah satu hal yang sekian lama diminta oleh Prancis. Tujuannya, memperluas peran Dewan UE dan presidennya, Herman van Rompuy, serta menyelesaikan masalah secara bersama sebagai satu kesatuan.
Pada akhirnya, langkah tersebut diharapkan bisa mendisiplinkan blok yang beranggotakan 17 negara ini. Terutama karena mereka seringkali menyebabkan kekhawatiran di pasar karena anggotanya terkadang menyampaikan hal yang berbeda. Sanggupkah Sarkozy dan Merkel menjadi juru selamat Uni Eropa?